Selasa, 14 Januari 2014

(Sariawan)



Stomatitis Aphtous Reccurent atau yang di kalangan awam disebut sariawan adalah luka yang terbatas
pada jaringan lunak rongga mulut. Istilah recurrent digunakan karena memang lesi ini biasanya hilang
timbul. Luka ini bukan infeksi, dan biasanya timbul soliter atau di beberapa bagian di rongga mulut
seperti pipi, di sekitar bibir, lidah, atau mungkin juga terjadi di tenggorokan dan langit-langit mulut.
Penyebab
Hingga kini, penyebab dari sariawan ini belum dipastikan, tetapi ada faktor-faktor yang diduga kuat
menjadi pemicu atau pencetusnya. Beberapa diantaranya adalah:
 Trauma pada jaringan lunak mulut (selain gigi), misal tergigit, atau ada gigi yang posisinya di
luar lengkung rahang yang normal sehingga menyebabkan jaringan lunak selalu tergesek/tergigit
pada saat makan/mengunyah
 Kekurangan nutrisi, terutama vitamin B12, asam folat dan zat besi.
 Stress
 Gangguan hormonal, seperti pada saat wanita akan memasuki masa menstruasi di mana terjadi
perubahan hormonal sehingga lebih rentan terhadap iritasi
 Gangguan autoimun / kekebalan tubuh, pada beberapa kasus penderita memiliki respon imun
yang abnormal terhadap jaringan mukosanya sendiri.
 Penggunaan gigi tiruan yang tidak pas atau ada bagian dari gigi tiruan yang mengiritasi jaringan
lunak
 Pada beberapa orang, sariawan dapat disebabkan karena hipersensitivitas terhadap rangsangan
antigenik tertentu terutama makanan.
Ada juga teori yang menyebutkan bahwa penyebab utama dari SAR adalah keturunan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya menderita SAR lebih rentan untuk
mengalami SAR juga.
Gejala
Gbr. Ulser SAR yang khas, dengan tepi kemerahan dan putih daerah berwarna putih kekuningan
ditengahnya.
Awalnya timbul rasa sedikit gatal atau seperti terbakar pada 1-2 hari di daerah yang akan menjadi
sariawan. Rasa ini timbul sebelum luka dapat terlihat di rongga mulut.
Sariawan dimulai dengan adanya luka seperti melepuh di jaringan mulut yang terkena berbentuk bulat
atau oval. Setelah beberapa hari, luka seperti melepuh tersebut pecah dan menjadi berwarna putih di
tengahnya, dibatasi dengan daerah kemerahan.
Bila berkontak dengan makanan dengan rasa yang tajam seperti pedas atau asam, daerah ini akan terasa
sakit dan perih, dan aliran saliva (air liur) menjadi meningkat.
Berdasarkan ciri khasnya secara klinis, SAR dapat digolongkan menjadi ulser minor, ulser mayor, dan
ulser hepetiform.
Ulser minor adalah yang paling sering dijumpai, dan biasanya berdiameter kurang dari 1 cm dan
sembuh tanpa menimbulkan jaringan parut. Bentuknya bulat, berbatas jelas, dan biasanya dikelilingi
oleh daerah yang sedikit kemerahan. Lesi biasanya hilang setelah 7-10 hari.
dowload disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar